TIMESINDONESIA, JAKARTA – Transformasi Sungai Han adalah simbol keajaiban pembangunan Korea. Sungai Han adalah sebuah sungai elok yang membelah kota Seoul dengan pemandangan campuran antara alam dan artifisial yang menakjubkan. Sungai Han dan seluruh anak sungainya adalah halaman depan Seoul dan Korea.
Siapa sangka kalau kawasan daerah aliran sungai (DAS) Han adalah wilayah yang dulunya kumuh, tidak jauh beda dengan Kampung Pulo dan kawasan-kawasan kumuh lain dari DAS Ciliwung atau Cisadane. Warna air Sungai Han waktu itu juga hitam dan sangat kotor, rumah-rumah berdiri di bantaran sungai khas negara miskin. Lalu semua itu seperti disulap menjadi Sungai Han sekarang. Itulah simbol keajaiban pembangunan Korea yang termanifestasi pada perubahan wajah Sungai Han dan anak sungainya.
Pada 1960an Korea adalah salah satu negara termiskin di Asia. Hanya punya GDP perkapita $80, lebih miskin dari Filipina yang mencapai $260 dan Thailand yang $110, dan Indonesia pada posisi di bawahnya di level $60. Korea tidak punya sumber daya alam. Untuk mendapatkan bantuan internasional, Korea harus memberikan kompensasi bermacam-macam kepada negara donor.
Hangang Park, taman yang menjadi pemandangan 'sampingan' Sungai Han. Hasil dari "Hangang River Comprehensive Development Project” oleh Bank Dunia pada tahun 1980an. (Foto diambil dari website english.visitkorea.or.kr)
Selama 15 tahun yang menjadi 3 periode pembangunan 5 tahunan (Repelita atau RPJM di Indonesia) dari 1962-1977, Korea tumbuh secara konservatif sebagai negara penghasil beras dan sektor industrinya hanya untuk substitusi impor. Walaupun begitu peningkatan GDP percapita sangat signifikan dimana pada tahun 1967 mencapai $360, lalu pada 1975 mencapai $600.
Pada 3 petiode repelita itulah, sang presiden diktator, Park Chung Hee meletakkan dasar-dasar pembangunan jangka panjang, dimana pendidikan menjadi lokomotif dalam menggapai kejayaan masa depan. Korea menerapkan sistem pendidikan dasar, menengah, dan tinggi sesuai standar negara maju. Korea juga mengirim orang-orang terbaiknya ke seluruh belahan dunia, lalu diberi kesempatan mengabdi pada lembaga-lembaga pemerintahan seperti Economic Planning Board (EPB-BAPPENASnya Korea), Kementerian Riset dan Teknologi-nya Korea, serta berbagai lembaga strategis lainnya.
Pada 1975, Presiden Park mengambil keputusan penting. Pertama, mengambil tawaran bantuan Jepang, negara yang menjajah Korea selama 35 tahun (1910-1945). Bantuan Jepang sebesar $600 juta ini menjadi yang terbesar dalam sejarah pemerintahan Korea. Bantuan ini menjadi modal besar Korea untuk membangun infrastruktur dan sektor industri.
Kedua, menerima negosiasi dengan Amerika Serikat yang meminta pengiriman pasukan Korea ke Perang Vietnam. Presiden Park mengirim 320 ribu pasukannya sebagai pasukan cadangan yang tidak banyak bertempur langsung di medan perang gerilya Vietnam. Walhasil korban tentara Korea sangat minimal. Korea mendapatkan banyak kompensasi bantuan untuk memperkuat sektor teknologi militer yang nantinya sangat berguna pada inovasi teknologi informasi.
Dua bantuan itu, plus asistensi (dan utang) dari lembaga internasional, juga hasil panen sumber daya manusia yang disemai dari awal pembangunan berencana, Korea mengebut tak terkendali. Berbagai sektor industri dirambahnya. Yang paling menyolok adalah pada sektor informasi teknologi, Korea benar-benar berlari cepat mengejar dan menyalip negara-negara industri terkemuka dunia yang sudah eksis sebelumnya.
Pada tahun 1970an, ekspansi berbagai program percepatan pembangunan dilakukan pemerintah Korea. Khusus Sungai Han, pemerintah Korea bekerjasama dengan lembaga internasional menyusun sebuah roadmap jangka menengah dan panjang untuk 'menyulap' wajah Sungai Han. Targetnya sudah harus nyata dimana ajang pamer akan dilakukan tepat pada momentum perhelatan pesta olahraga dunia, Olimpiade Seoul 1988.
Revitalisasi yang mulus, sehingga dunia bisa melihat keadaan Sungai Han yang sangat elok pada perhelatan olimpiade. Berbagai pujian melayang kepada Korea, bagaimana mereka maju pesat seolah-olah disulap. Itulah keajaiban Korea yang tergambar pada Sungai Han. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar